Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 779



Bab 779

Saat Selena melihat wajah tulus dan baik hati dari kedua orang itu, hatinya penuh dengan kehangatan.

Meski dia mengalami banyak kegagalan dan bertemu dengan banyak orang jahat dalam hidupnya, tetapi ada beberapa orang yang baik hati yang datang untuk membantunya, jadi dia tidak begitu sial.

Setidaknya Dewi Keberuntungan masih menyertainya kali ini.

“Baiklah, tapi sekarang aku sudah jauh lebih baik. Abel bisa kembali bekerja, dia nggak perlu merawatku

lagi.”

*Tapi…”

“Begitu saja. Kalau aku membiarkan kalian membuang–buang waktu lagi, aku akan merasa sangat bersalah. Lagian ini adalah rumah pernikahan kalian, mana mungkin aku bisa tinggal lama di sini? Aku bisa mencari apartemen yang lebih kecil dan hidup dengan seorang pembantu yang bisa memasak. Aku bisa turun ke lantai bawah untuk jalan–jalan sebentar di hari biasa.”

Lewis tidak ingin membuat Selena mengkhawatirkan masalah kecil seperti ini, jadi dia langsung

menyetujuinya.

“Baiklah, aku akan mengatur seseorang untukmu.”

Lewis melakukan segala halnya dengan sangat cepat. Dia menemukan rumah baru untuk Selena dengan cepat. Rumah lantai satu dengan taman sehingga membuatnya mudah untuk keluar masuk.

Intinya adalah halaman yang penuh dengan bunga segar. Melihatnya saja bisa membuat suasana hati seseorang menjadi lebih baik.

Selena memang tidak membawa banyak barang, jadi dia pindah pada hari yang sama dan pembantu yang bisa memasak juga ikut pindah dengannya.

Selena terlihat sangat puas dengan rumah ini. Lokasinya juga di daerah perkotaan yang memudahkannya untuk berbelanja dan hidup. Sumber daya hijau di lingkungan juga sangat indah.

“Selena, kamu tinggal sementara di sini. Bibi Mia akan bertanggung jawab memasak untukmu. Aku juga bakal cariin seorang pengawal untukmu. Bagaimanapun juga, kamu itu seorang gadis, aku takut kamu mengalami bahaya kalau pergi sendirian.”

Sebenarnya Selena ingin menolak, tetapi dia menyadari kalau tubuhnya memang tidak bisa terlalu memaksakan diri. Tanpa kursi roda, dia hanya bisa berjalan selama lima menit sebelum merasa sangat

lelah. Kalau bibi sedang memasak, Selena akan kesulitan untuk pergi sendirian.

“Oke, terima kasih.”

“Sudah kubilang jangan sungkan. Coba lihat dulu apa ada yang nggak puas? Kalau ada, kasih tau aku

langsung.”

“Lingkungan di sini sangat bagus, fasilitasnya juga nyaman, aku cukup menyukainya.”

“Hmm, meski kamu nggak mengenal banyak orang di sini, kamu tetap harus berhati–hati saat keluar. Kalau orang–orang dari Keluarga Irwin mengetahuinya, itu akan menjadi masalah yang besar.”

Lewis memberikan beberapa petunjuk sebelum pergi.

Tiga hari kemudian, Lewis datang dengan seorang pria di belakangnya.

Tubuh Lewis sudah cukup tinggi, tetapi pria ini bahkan lebih tinggi beberapa sentimeter darinya. Tingginya hampir mencapai 190 cm.

“Selena, dia akan bertanggung jawab atas keamananmu mulai dari sekarang.”

Lewis memelankan suaranya. “Dia orang luar negeri, jadi jangan khawatir.”

Sulit bagi Lewis untuk berpikir sematang ini. Saat Selena bersiap untuk mengucapkan terima kasih, Lewis segera mengibaskan tangannya. “Mungkin aku dan Abel nggak akan datang setiap hari untuk menengokmu mulai dari sekarang, soalnya kami harus mempersiapkan pertunangan kami. Hubungi aku kalau kamu perlu sesuatu.”

“Oke.” NôvelD(ram)a.ôrg owns this content.

Lewis melambaikan tangannya kepada orang yang datang, mengisyaratkan agar dia mendekat untuk diperkenalkan. “Namanya Gio Martin.”

Selena memperhatikan dengan saksama. Warna kulit pria itu agak gelap dan sama seperti namanya yang biasa. Bahkan pria ini tidak akan dikenali kalau dilemparkan ke kerumunan orang.

Pria itu menundukkan kepala. Bulu mata panjang menutup sepertiga matanya dan keseluruhan penampilannya tampak tidak berbahaya.

Dia membuka mulutnya dan berkata, “Nona Selena.”

Dia berbicara dengan aksen yang sulit untuk dikenali asal usulnya dan terdengar agak aneh.

Lewis berkata, “Dia tinggal di Negara Najaz sejak kecil dan pernah tinggal di Negara Arama untuk beberapa waktu, jadi dia bisa berbicara bahasa Negara Arama, tapi nggak terlalu lancar.”

“Nggak apa–apa.*

Selena menatap Gio dengan tenang. “Aku akan merepotkanmu mulai dari sekarang.”

Gio terus menggelengkan kepalanya dengan sangat polos. “Tidak merepotkan, tidak merepotkan. Berkat Tuan Lewis, saya bisa mendapatkan kesempatan kerja.”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.