Bab 846
Bab 846
Selena disuntik obat oleh Bella sehingga tubuhnya menjadi lemas. Dia merasa mengantuk, kepalanya terasa berat, kaki terasa ringan, dan reaksinya menjadi lambat.
Dia bisa mendengar apa yang Bella katakan, tetapi butuh beberapa detik untuk bereaksi.
Dia ingin melarikan diri, tetapi tangannya dan kakinya tidak mendengar perintahnya. Dia juga merasa lemas dan tidak punya kekuatan sama sekali.
Bahkan dia saja disuntik obat, jadi bagaimana keadaan Luna sekarang? Dia ada di mana? Apa orang– orang gila itu melakukan sesuatu terhadapnya?
Selena dipaksa untuk mengganti pakaian, berdandan, dan diriasi oleh orang lain.
Bella menatap wanita di balik riasan yang indah, dingin seperti bulan di langit.
“Langit benar–benar murah hati padamu. Dia memberimu wajah seperti ini.” Bella menyentuh wajah Selena seperti orang gila.
Selena merasa kesal sampai seluruh tubuhnya gemetar. Dia berkata dengan suara yang lemah, “Lepaskan kami, kalau nggak, kamu akan menyesal. Mantan suamiku nggak akan membiarkan kalian…”
“Hei, kamu bilang itu mantan suamimu. Lebih baik kamu mengurus suami selingkuhanmu itu.”
“Kami hanya teman.”
“Aku nggak peduli sama hubungan kalian. Dia sudah membuatku marah dan aku ini orang yang suka balas dendam, jadi aku akan membuatnya menderita.”
“Apa yang sebenarnya kamu ingin lakukan?”
“Sebentar lagi kamu bakal tahu.‘
Mata Selena ditutup, tubuhnya juga diletakkan di suatu tempat yang sempit seperti kandang.
“Lepaskan aku!”
Dalam pengaruh efek obat, Selena tidak tahu berapa lama waktu yang telah berlalu. Satu–satunya pikirannya adalah Luna, di mana anak itu?
Sampal terdengar suara anak kecil yang polos di telinga. “Paman ada di mana?”
“Nak, kamu akan segera bertemu dengan pamanmu.”
“Luna! Luna, kamu ada di mana?”
“Ibu!”
Selena menyadari kalau penutup matanya menghilang. Beberapa detik kemudian, dia beradaptasi dengan cahaya dan melihat Luna yang juga mengenakan gaun putri perak.
Hanya saja, mereka berdua dikurung di dua kandang yang berbeda.
“Ibu!” Luna menggenggam jeruji besi. Setelah melihat keadaannya baik–baik saja, Selena tahu putrinya tidak diberi obat.
Selena segera menenangkan emosi putrinya. “Jangan takut, Ibu ada di sini.”
Meski dia tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu, satu–satunya yang pasti adalah sudah waktunya makan malam.
Sandy pasti akan menyadari kalau dia hilang, tetapi dia tidak tahu apa Gio bisa menemukannya.
“Wah, aku jadi tersentuh.”
Selena duduk di atas meja dengan kedua kaki saling bersilangan yang mengenakan stoking jala hitam sehingga membuatnya terlihat seksi dan menggoda. Please check at N/ôvel(D)rama.Org.
Jari–jari Bella yang dicat kuteks merah mengangkat sebotol obat. “Aku punya obat yang efeknya sama seperti malam itu. Mau kamu yang minum atau putrimu yang minum?”
Selena dengan bangkit susah payah dari kandang. Kedua tangannya memegang jeruji besi.
“Nggak ada dendam di antara kita, jadi kenapa kamu menyerangku dan putriku? Aku sudah bilang, lepaskan kami dan aku akan memberikanmu uang berapa pun yang
kamu mau!”
Bella mengangkat dagu Selena. “Nona, jangan merasa tersinggung. Setiap kejahatan pasti akan mendapatkan karmanya. Aku akan membalas dendam pada wanitanya sebagaimana dia menyiksaku. Kalau kamu menyalahkan, salahkan matamu yang buta, Suruh siapa kamu mencari pria seperti itu?”
Selena menyadari kalau situasi ini menjadi makin tidak terkendali. Meski dia tidak
+TS BOHUS
Ingin melakukannya, dia tahu dia harus menyebutkan nama Harvey.
“Mantan suamiku adalah Harvey Irwin dan ini adalah putrinya. Kalau kamu melukai kami sedikit pun, bahkan sampai ke ujung dunia pun dia akan menghancurkanmu sampai berkeping–keping!”
“Marganya Irwin?”
Bella tinggal di luar negeri sepanjang tahun, jadi dia tidak terlalu tahu tentang berita di Negara Arama. Dia hanya mendengar kabar kalau Kota Arama dipimpin oleh
konglomerat bermarga Irwin.
Kalau wanita ini adalah mantan istri pertama konglomerat itu, tentu saja dia tidak boleh mengusiknya.
“Ya, aku adalah mantan istrinya.”