Bab 744
Bab 744
Mereka bukan hanya sebatas sepupu, bahkan kisah percintaan mereka sangat mirip. This material belongs to NôvelDrama.Org.
“Sepertinya kamu sudah nggak serakah lagi.” Erna memegang kipas dan mengibaskannya dengan
anggun.
“Sudah lama nggak ketemu.” Kalimat ini langsung menusuk hati para lawan bicara.
Ellia juga tidak mau kalah. “Aku nggak seperti kamu yang mencintai begitu tulus. Sudah bertahun– tahun berjuang saja masih nggak bisa mendapatkan cinta Calvin?”
“Meski nggak dapat, aku bisa melampiaskan kekesalanku dan menghancurkan keluarga mereka. Aku nggak sebaik kamu yang menyerahkan suamimu pada orang lain untuk memulai hidup baru.”
Keluarga Erna punya latar belakang keluarga yang buruk. Sejak kecil dia tidak dihargai oleh keluarga karena dia adalah anak haram. Hanya Ellia, seorang putri yang berasal dari keluarga terhormat yang memerhatikannya. Meski sering bertengkar tetapi mereka saling menyayangi.
Hari ini Ellia tidak melanjutkan pertengkaran seperti biasa, dia duduk dan menuangkan secangkir teh
untuk dirinya sendiri.
“Kita itu sama aja, nggak perlu saling menertawakan.”
Ellia menghela napas, “Anak itu … baik–baik saja?”
“Kupikir kamu cuma memikirkan Naufan dan lupa kalau punya seorang putri.”
“Beberapa tahun yang lalu karena gangguan mental, aku sudah melukai dua anak itu, menghancurkan keluarga mereka dan membuatnya terpisah dari orang yang mereka cintai selama bertahun–tahun. Terima kasih banyak sudah merawat Lanny.”
Erna mengeluarkan sebatang rokok dan berkata, “Kak, di dunia ini nggak ada Lanny lagi, cuma ada
Hailey.”
“Aku mau ketemu dia.”
“Maaf, aku harus berkata jujur, mungkin dia yang nggak mau bertemu denganmu. Hal–hal yang kamu lakukan di masa kecilnya sudah menjadi mimpi buruk baginya. Bahkan sampai sekarang, dia masih terbangun ketakutan di tengah malam. Kehadiranmu adalah luka baginya. Lebih baik kalian nggak perlu
bertemu.”
Lanny melihat dari kejauhan, hatinya tidak tenang setelah mengetahui Ellia datang.
+15
Dia sudah lama tidak bertemu ibunya. Sehingga ingatan yang terukir di benaknya adalah waktu mereka kecil dulu. Waktu itu ibunya mencekiknya dengan marah sambil berteriak kenapa dia tidak mati.
Malam ini, wanità cantik di bawah bulan itu terlihat begitu anggun, elegan dan berbeda sekali dengan sosok ibunya yang ada dalam ingatannya.
Lanny bersemangat saat mendengar ibunya bertanya tentang dirinya.
Seperti kakaknya, ibu memiliki hubungan darah yang paling dekat dengannya. Meski sangat takut, dia tidak membencinya.
Lanny panik saat ibunya berkata ingin bertemu dengannya.
Tanpa sadar, jarinya menyentuh wajahnya sendiri. Wajahnya pernah terbakar parah dalam kebakaran besar dan selama bertahun–tahun ini dia menjalani banyak operasi untuk memperbaiki wajahnya.
Ibu pasti tidak akan mengenalinya.
Meskipun begitu, Lanny masih menunggu dengan semangat seperti anak kecil berdiri di pagar taman dan menunggu ibunya datang menjemputnya.
Ellia merasa tertohok. Rasa sakit yang dia berikan kepada anak itu masih berlanjut hingga sekarang. Anaknya pasti sangat membenci dirinya dan tidak ingin bertemu dengannya.
Kali ini dia datang dengan tujuan yang lebih penting. Mengenai hubungan ibu anak di antara mereka masih perlu waktu.
Selena sudah tidak bisa menunggu lagi.
Ketika Lanny mengira ibunya akan terus memohon untuk bertemu dengannya, Ellia berkata, “Lanny, aku nggak akan banyak basa–basi. Kali ini aku datang untuk urusan yang lebih penting, aku butuh obat penawar untuk M.1.”