Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 767



Bab 767

Lewis diam–diam datang ke sebuah vila di pegunungan di tengah malam.

Begitu malam tiba, lampu di ruangan lantai satu langsung menyala.

Saat melihat Lewis masuk, Abel segera menyambutnya. “Nggak ada yang tahu, ‘kan?”

“Nggak, gimana keadaannya?”

Abel memanyunkan bibirnya dan berkata dengan kesal sambil melingkarkan kedua tangannya ke leher Lewis, “Kakak menyuruh pacarmu yang sekarang untuk merawat gadis pujaan hatimu, terus pertanyaan pertamamu juga ditujukan padanya, Kakak ini sangat keterlaluan, ‘kan?”

“Maafkan aku, Abel, aku sudah membuatmu merasa nggak nyaman. Ini adalah situasi yang agak istimewa bagi Selena.”

Abel tertawa terbahak–bahak saat melihat Lewis menjelaskan dengan tergesa–gesa. Dua gurat senyum di sudut bibirnya sangat menggemaskan.

“Iya, iya, aku cuma bercanda. Aku ‘kan bukan wanita yang berhati sempit kayak gitu. Sebenarnya aku bisa mengerti, Kak Selena itu sangat brilian dan cantik. Bahkan aku yang sebagai wanita saja terpikat dengan wajahnya, apalagi Kakak.”

Lewis merasa lega. Dia takut Abel akan salah paham.

Meski sebelumnya dia pernah menyukai Selena, tetapi dia sudah jatuh cinta pada gadis yang cerdik dan nakal bernama Abel selama dua tahun ini.

“Lagi–lagi bicara omong kosong.”

Abel menyatukan kedua tangannya dan matanya berbinar–binar. “Akhirnya aku mengerti kenapa Tuan Harvey rela berjuang mati–matian untuk mempertahankan Kak Selena. Senyumannya dan setiap gerakannya membuat orang merasa kasihan. Kalau aku berada di posisi Tuan Harvey, aku juga nggak

akan rela kalau Kak Selena pergi.”

Abel menjulurkan lidahnya. “Kembali lagi ke topik. Intinya jangan khawatir. Aku sangat menyukainya dan nggak akan cemburu. Kak Selena sudah pulih dengan baik dalam beberapa hari terakhir, nggak seperti

saat dia terlihat lesu di rumah sakit sebelumnya.” Text © owned by NôvelDrama.Org.

“Syukurlah. Apa dia sudah tidur? Ada yang ingin aku beri tahu padanya.

“Oke, aku akan membangunkannya.”

+15 BOHUS

Abel melompat–lompat menuju kamar Selena. Dia mengetuk pintu terlebih dulu dan masuk setelah mendengar jawaban dari dalam.

Selena mengenakan jubah tidur berwarna putih dan rambutnya terurai. Dia sedang menunduk sambil

membaca buku kedokteran.

Wajahnya sangat tenang, terutama saat cahaya jatuh dari atas kepalanya. Pemandangan ini membuat

Abel terpaku.

Wah, dia seperti peri yang turun ke bumi!

Dia benar–benar gadis pujaan hati semua orang.

“Ada apa, Abel?” Selena menatapnya dengan lembut.

Abel menghirup air liurnya kembali. “Kak Lewis datang. Katanya ada hal yang ingin dia katakan pada

Kakak.”

Selena merasa sangat tidak enak karena sudah merepotkan Lewis, apalagi sekarang Lewis sudah

punya pacar. Dia harus lebih berhati–hati.

“Kak… Dokter Lewis mau bilang apa?” Selena tahu kalau Kak Lewis adalah panggilan sayang Abel

kepada Lewis, jadi dia langsung mengganti nama panggilannya.

Abel tidak bodoh. Dia langsung tahu kalau Selena sedang berusaha mengurangi keberadaan dirinya

karena takut merepotkannya.

“Jangan khawatir, Kak Selena. Kak Lewis membantu Kakak bukan hanya karena hubungan teman

sekelas, tapi juga karena kami semua berharap Kakak mendapatkan kebahagiaan. Kak Lewis sudah

bilang tentang perasaannya pada Kakak sejak sebelum kami berpacaran.”

“Apa kamu nggak keberatan?

Abel mengusap dahinya. “Kenapa Kakak sepolos ini? Hubungan di antara kalian sangat jelas dan nggak

ada hal penting yang terjadi. Mungkin dia bahkan belum pernah menyentuh tangan Kakak, ‘kan? Kakak

sangat baik, jadi wajar kalau pria menyukai Kakak. Kalau dia nggak menyukai Kakak, aku akan curiga

apa matanya bermasalah.”

Saat Selena melihat Abel yang muda, ceria, tegas, dan penuh percaya diri, dia seolah–olah melihat dirinya sendiri di masa lalu.

Dia hanya lebih tua satu tahun dari Abel.

Selena merasa seperti seorang lansia yang selamanya tidak akan bisa tersenyum seperti Abel.

*Kak Selena, Kakak kenapa? Apa aku salah bicara?”

Selena tersenyum. “Nggak apa–apa. Kamu sangat baik. Ayo kita pergi.”

“Ayo,” kata Abel sambil menatapnya. Entah kenapa, padahal Selena tidak mengatakan apa–apa, tetapi senyumannya membuat orang merasa sedih.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.